Minggu, 13 Maret 2016

Pertunjukan Wayang Golek di Kraton Kasultanan Yogyakarta

Pertunjukan Rutin Wayang Golek di Kraton Kasultanan Yogyakarta

Kraton Kasultanan Yogyakarta yang telah berdiri sejak 1756 atau lebih dari dua setengah abad yang lalu kini menjadi magnet bagi wisatawan, baik dalam negeri maupun wisatawan mancanegara. Tapi apakah yang mereka nikmati di Kraton ??? Koleksi bersejarahnya? Arsitektur bangunannya? Atau, adakah daya tarik lainnya???

Sejak masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Kraton Yogyakarta dibuka untuk umum. Prinsip “Tahta Untuk Rakyat” yang menjadi jiwa kepemimpinan raja Jawa benar-benar dijunjung tinggi oleh Sultan IX. Salah satu buktinya adalah pembukaan Kraton untuk ruang kuliah UGM dan penerimaan rombongan anak sekolah, karyawan dan pegawai perusahaan yang ingin berkunjung ke Kraton. Inilah CIKAL BAKAL Kraton sebagai salah satu tujuan wisata di Yogyakarta. Lambat laun seiring berkembangnya industri pariwisata nasional, Kraton pun mulai berkembang, selain mempertahankan adat istiadat dan budaya. Separuh bagian Kraton diantaranya bagian Kedhaton dan Ksatriyan dibuka untuk umum dan bahkan ada beberapa penambahan bangunan guna menyimpan sekaligus memamerkan koleksi bersejarah Kraton Yogyakarta. Perawatan bangunan pun giat dilakukan apalagi bangunan atau bagian yang selalu dilihat oleh wisatawan. Bahkan ada satu kesatuan yang khusus menangani dan mengurus bagian Pariwisata yaitu Tepas Pariwisata. Selain berbagai perkembangan lain seperti guide, pengaturan parkir kendaraan dll. Namun ada satu perkembangan yang sering terlewatkan, yaitu alih fungsi penggunaan dari Bangsal Srimanganti yang tadinya berfungsi untuk tempat tamu menunggu Sultan, menjadi tempat yang menghadirkan pertunjukan kebudayaan setiap hari. Pertunjukan kebudayaan ini dilaksanakan di Bangsal Srimanganti setiap hari untuk memberikan suguhan pada wisatawan yang berkunjung ke Kraton Yogyakarta. Pertunjukan Wayang Kulit, Wayang Golek, Karawitan, bahkan Tari Klasik Gaya Yogyakarta ditampilkan di bangsal ini dengan jadwal tertentu. Pertunjukan kebudayaan ini sangat bagus untuk membuat wisatawan lebih lama di Kraton misalnya, kunjungan ke Kraton dalam rencana awal hanya maksimal 1 jam, namun karena ada pertunjukan tersebut wisatawan menjadi ingin menikmati pertunjukan hingga akhir selama 2 jam, itu baru pertunjukannya saja, belum termasuk keliling kompleks Kraton untuk melihat koleksi bersejarahnya.

Pertunjukan Wayang Golek sendiri dilaksanakan setiap hari Rabu pukul 10 hingga pukul 12 siang.  Cerita dalam setiap pertunjukan wayang golek diambil dari Babad Mekah atau Babad Menak yang berasal dari Jazirah Arab yang mengisahkan perjuangan dakwah Islam dalam penyebaran agamanya. Dalam cerita wayang golek, tokoh utamanya adalah Tiyang Agung Jayengrana. Dalam pertunjukan yang dilakukan di Bangsal Srimanganti, Kraton Yogyakarta tentu saja gaya wayang golek adalah gaya Yogyakarta bukan Pasundan seperti Wayang Golek Pasundan yang sangat populer yaitu Cepot dengan dalang Ki Asep Sunandar. Wayang Golek gaya Yogyakarta ini tentu saja menggunakan bahasa, nama tokoh, model penyampaian/alur, dan iringan gaya Yogyakarta, yang memiliki berbagai perbedaan dengan gaya yang lain. Wayang golek ini dipentaskan di Kraton Yogyakarta sebagai salah satu pengisi pertunjukan di bangsal Sri Manganti sebagai salah satu bentuk keragaman pertunjukan seni kebudayaan yang dimiliki Kraton Yogyakarta selain yang telah dikenal luas seperti wayang kulit, tari klasik dan karawitan. Ini menjadi salah satu indikator pula bahwa Yogyakarta juga memiliki Wayang Golek yang berbeda dari wayang golek Pasundan yang sangat populer.

Pada saat penulis menonton Wayang Golek di Bangsal Srimanganti, lakon yang diceritakan menurut penuturan salah satu abdi dalem (orang yang mngabdi/bekerja di Kraton untuk Ngarsa Dalem/Sultan) yang mengikuti cerita sejak awal adalah Lakon “Gada Prunggusari”, beliau menuturkan bahwa Gada Prunggusari adalah salah satu gaman atau senjata yang digunakan untuk menghadapi perlawanan saat penyebaran agama Islam di Jazirah Arab. Dalam hal ini penulis memang sengaja bertanya pada abdi dalem, untuk benar-benar memahami tentang lakon wayang tersebut, karena apabila kita menonton wayang namun belum terbiasa, belum mengerti dasar – dasar penceritaan wayang seperti asal kitab dan tidak fokus memperhatikan setiap percakapan atau narasi yang menggunakan Bahasa Jawa khas pewayangan yang biasanya juga dihiasi dengan bahasa – bahasa indah, kita tidak akan mampu memahami secara sempurna cerita tersebut. Pemahaman dalam menonton sangatlah penting karena pada hakekatnya wayang adalah salah satu media penyampaian ajaran kehidupan kepada manusia baik dalam beragama maupun bermasyarakat.
Pertunjukan wayang golek ini selalu menarik perhatian dari wisatawan baik lokal maupun mancanegara, sayangnya wisatawan mancanegara yang sangat tertarik dengan pertunjukan wayang golek ini tidak dapat mengerti cerita wayang golek ini, bahkan penulis pun memerlukan waktu dan informasi dari abdi dalem untuk memahami ceritanya, apalagi wisatawan asing??? Oleh karena itu mungkin perlu adanya guide khusus untuk menceritakan tentang pertunjukan wayang golek ini atau paling tidak, guide Kraton yang sudah ada harus paham betul mengenai pertunjukan wayang golek ini termasuk cerita dan filosofi serta ajarannya agar dapat disampaikan pada wisatawan, sehingga wisatawan tidak hany sekedar mengabadikannya dalam bentuk foto, namun juga akan mengabadikannya dalam memori ingatan dan bahkan perilaku karena ia mengetahui ajaran filosofis dari pertunjukan wayang golek yang ia saksikan dan kemudian melakukannya.
Dengan hanya membayar tiket masuk Kraton sebesar 5rb untuk wisatawan domestik dan 12.500 untuk wisatawan asing, kita dapat menikmati pertunjukan Wayang Golek yang masih terus diselenggarakan oleh pihak kraton dengan dalang, pemain gamelan dan sinden abdi dalem Kraton Yogyakarta setiap hari Rabu pukul 10.00 hingga 12.00 ini.

Jadi, sudah bertambahlah ilmu dan pengetahuan kita tentang daya tarik wisata di Kraton Kasultanan Yogyakarta.


Pertunjukan Wayang Golek di Bangsal Srimanganti  | Foto : Dokumentasi Penulis

Salah satu adegan dalam Pertunjukan Wayang Golek | Foro : Dokumentasi Penulis


Salah satu adegan perang  | Foto : Dokumentasi Penulis

Dhalang, Nyawa Sang Wayang  | Foto : Dokumentasi Penulis

Tokoh - yokoh dalam Wayang Golek Gaya Yogyakarta  | Foto : Dokumentasi Penulis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar